Rabu, 22 November 2017

TRAKSI LUMBAL ( TRAKSI PINGGANG)

Pengertian
Suatu teknik terapi dengan menggunakan mesin mekanis berupa tarikan /peregangan pada pinggang dan pelvis.
Tujuan
1. Membantu merelaksasi otot-otot daerah pinggang (lumbal).
2. Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar syaraf.
3. Membantu penguluran / peregangan otot-otot vertebrae regio lumbal.
Traksi lumbal adalah sebuah alat dengan tenaga mekanik ataupun manual dengan cara kerja yaitu dengan cara memisahkan atau melonggarkan sendi dan jaringan lunak.

Jenis-jenis traksi lumbal
American Medical Association (2008) membagi traksi menjadi traksi mekanik, traksi manual, autotraction, pneumatic traction dan dengan menggunakan teknik terus-menerus atau continuous, dan terputus-putus atau intermittent. Menurut Cameron (1999) manfaat traksi lumbal adalah sebagai berikut : (1) membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi (joint distraction), (2) mengurangi protursi dari hernia nukleus pulposus, (3) mangulur jaringan lunak, (4) relaksasi otot, (5) mobilisasi persendian, (6) immobilisasi.
Cameron (1999) merekomendasikan dosis penggunaan traksi lumbal pada kondisi nyeri punggung bawah dengan sasaran untuk mengurangi spasme otot, menggunakan beban tarikan 25% berat badan, menggunakan traksi lumbal, teknik intermitent dengan perbandingan tarikan/waktu rileks 5/5 detik, total waktu yang diinginkan 20-30 menit, 2/3 kali per minggu,menunjukkan hasil yang signifikan dalam pengurangan nyeri dan perbaikan fungsional. Menurut Hoeker (1994) dikutip oleh Hartini (2007) menggunakan beban tarikan 25% berat badan tarikan kurang dari 10 detik pada fase tarikan menyebabkan jarak antar sendi sangat minimal, akan tetapi dapat mengaktifkan dan merangsang propioreseptor yang ada pada sendi dan otot sehingga nyeri berkurang. Sedangkan fase istirahat/rileks yang lebih pendek tetapi juga berorientasi pada kenyamanan akan berpengaruh pada perasaan panderita dan merasakan releksasi otot sesaat sebelum traksi lumbal dilanjutkan. Hal ini akan dapat mempertahankan otot dalam posisi rileks yang pada akhirnya mengurangi spasme otot, melancarkan peredaran darah sehingga nyeri bisa berkurang. Pemberian teknik intermiten lebih baik dari continous dalam hal rileksasi Cameron (1999).  Posisi yang direkomendasikan oleh Thamrin (1991) dikutip oleh Hartini (2007) adalah dengan tidur terlentang tungkai diganjal sehingga terjadi fleksi paha dan lutut sebesar 90°, keadaan ini sangat penting untuk mencegah hiperlordosis lumbal yang merupakan suatu posisi yang harus dihindarkan pada penderita NPB, pernyataan tersebut didukung Rachma (2002).
Teknik aplikasi traksi lumbal
Teknik dalam aplikasi traksi ada dua cara yaitu statik dan intermiten. Dalam penelitian ini prosedur penggunaan tehnik aplikasi traksi lumbal adalah sebagai berikut :
a.    Penentuan alat
Menggunakan traksi elektrik dengan perangkat semi computer digital.
b.    Posisi pasien
Posisi yang umum adalah tidur terlantang dalam sedikit paha fleksi 85 derajat dan eksorotasi 10-15 derajat serta lutut dalam keadaan fleksi 85-90 derajat (Thamrin, 1991 dikutp oleh Hartini, 2007)
c.    Alat pengikat
Menggunakan alat pengikat punggung berupa sabuk (pelvic belt) yang diikatkan di atas krista iliaka dan dihubungkan ke mesin traksi serta fiksasi pada tubuh bagian atas untuk menghindari bagian atas untuk tertariknya tubuh ke bawah akibat tarikan lumbal.
Michlle H. Cameron merekomendasi parameter yang digunakan dalam aplikasi traksi untuk lumbal adalah sebagai berikut :
Parameter traksi lumbal (Cameron, 1999)
Area of spine and goals of treatment
Force
Hold/relax times (second)
Total traction time ( minutes)
Initial/acute phase
13-20 kg
static
5-10
Joint distraction
22,5 kg ; 50% of body weight
15/15
20-30
Decrease muscle spasm
25% of body weight
5/5
20-30
Disc problem or strech soft tissue
25% of body weight
60/20
20-30

Mekanisme traksi lumbal
Mekanisme traksi lumbal dengan teknik intermiten dapat menurunkan nyeri oleh stimulasi dari mekanoreseptor oleh adanya oscillatory movements yang dapat mengaktifkan serabut aferen berdiamter besar sehingga diperoleh penutupan dari spinal gate (Cameron, 1999 dan Mardiman, 2001). Traksi dengan teknik intermiten juga dapat merileksasikan otot-otot punggung bawah dengan stimulasi dari golgi tendon organs (GTOs) untuk menginhibisi alfa motor neuron sehingga menurunkan spasme otot (Cameron, 1999).
Johnstan (1986) dan Cryax (1982) dikutip oleh Cameron (1999) tarikan yang dihasilkan oleh traksi lumbal dengan kekuatan tarikan 50% berat badan akan mengurangi penekanan pada permukaan dari sendi faset apabila ada gangguan atau distraksi pada sendi faset yang menekan pada akar syaraf spinalis, dan dapat direkomendasikan untuk kasus HNP ringan.
Swezey (1983 ) dan Basmajin (1985) dikutip oleh Cameron (1999) traksi lumbal dilaporkan juga dapat digunakan untuk mengulur jaringan lunak, panjang otot dan fleksibilitas sehingga diperoleh rileksasi otot dari otot-otot para vertebra, dengan kekuatan tarikan 25% berat badan.
Kontraindikasi dari traksi lumbal

Kontra indikasi dari pemberian traksi lumbal menurut Dellito (1990) dikutip oleh Cameron (1999) adalah : (1) kondisi trauma akut atau inflamasi (2) hipermobilitas atau instabilitas (3) hipertensi yang tidak terkontrol (4) fraktur (5) osteoporosis (6) spondilosis (7) selama proses terapi keluhan nyeri bertambah sehingga dalam pengaplikasian traksi lumbal terapis harus selalu melakukan monitoring.

Minggu, 19 November 2017

Korset TLSO


Korset TLSO adalah korset yang digunakan untuk menyangga tulang belakang mulai dari bagian bawah leher sampai tulang ekor. Korset ini biasa digunakan pada kasus setelah operasi tulang belakang, HNP, fraktur tulang belakang dan bisa juga digunakan untuk menegakkan postur yang agak membungkuk.


Korset TLSO ini terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, terdapat plat alumunium di belakang yang berfungsi sebagai penyangga tulang belakang. Fungsi dari adanya plat alumunium di bagian belakang korset untuk kasus fraktur tulang belakang dan HNP adalah untuk menjaga agar tidak terjadi pergerakan pada tulang yang patah atau terkena HNP, karena jika terjadi pergerakan bisa memperparah kondisi.

Korset TLSO ini juga bisa digunakan untuk menegakkan postur, yaitu ketika digunakan maka bahu akan terasa ditarik ke belakang dan tulang belakang akan tegak karena disangga oleh plat alumunium.


Anda bisa mendapatkan korset TLSO dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk menentukan ukuran korset anda silahkan ukur lingkar perut anda pas pusat.

TLSO (Thoraco Lumbo Sacral Orthosis) digunakan pada kasus cidera tulang belakang, cidera tulang costae (tulang rusuk), nyeri punggung bagian atas menjalar ke bawah, dan
menegakkan badan pada orang bungkuk atau skoliosis ringan. 


Dengan menggunakan TLSO ini maka punggung akan diposisikan normal dan menjaga gerakan sendi - sendi tulang punggung. Pada kasus cidera tulang punggung, TLSO ini berfungsi memfiksasi gerakan selama masa penyembuhan.



Untuk Pemesanan 

Bisa datang langsung ke kantor PA Dhanar
Jl Kebon Agung Km 12 Bedingin Wetan 06/35 Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta

(0274) 4364212 , WA 085226062523


Kamis, 16 November 2017

SEPATU CTEV

CTEV adalah bentuk singkatan dari kata Congenital Talipes Equino Varus, Kata-kata tersebut merupakan bentuk gabungan kata dari bahasa Latin dimana Congenital itu berarti bawaan lahir, kemudian ada kata Talipes yang mana berasal dari kata dasar Talus artinya yaitu tulang pergelangan t kaki, dan kata pes yang merupakan kaki itu sendiri.

Dennis Brown Splint merupakan sepatu yang memiliki plat penghubung kaki kiri dan kanan yang berfungsi untuk menahan kaki pada posisi keluar secara maksimal. Tujuan dari pemakaian sepatu ini adalah untuk menahan kaki bayi tumbuh pada posisi normal. Sepatu ini dipakai 23jam sehari atau dengan kata lain hanya dilepas ketika anak mandi saja. Pemakaian Dennis Brown Splint dipakai siang malam sampai usia bayi 7bln, selanjutnya ketika siang hari plat penghubung bisa dilepas atau dengan kata lain hanya sepatu disiang hari, kemudian pada malam hari atau saat tidur plat kembali dipasang atau dengan kata lain memakai sepatu Dennis Brown Splint lengkap.




Setelah usia anak menginjak 1 tahun maka anak akan mulai belajar berdiri dan berjalan karena itu Dennis Brown Splint sudah tidak dapat lagi digunakan terutama di siang hari. Karena itu anak harus mengganti sepatunya dengan sepatu Orthopedi yang memiliki plat penahan koreksi kaki pada samping kanan kiri sepatu. Hal ini dimaksutkan agar anak dapat beraktifitas tanpa hambatan.



Pemakaian sepatu orthopedi pada kasus CTEV berlangsung sampai anak berumur 4 tahun, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekambuhan. Keberhasilan dalam metode ini terletak pada ketelatenan dan kesabaran orang tua dalam memakaikan dan mendampingi anak saat memakai sepatu. 
Kekambuhan sering terjadi ketika kaki anak terlihat sudah normal lalu sepatu tidak dipakai padalah kaki anak masih dalam tahap pertumbuhan sehingga kemudian kaki kanan mengalami kekambuhan pengkor kembali.

Untuk pemesanan
Dapat datang langsung ke kantor PA DHANAR
Jl Kebon Agung Km 12 Bedingin Wetan 06/35 Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta


(0274) 4364212 , WA 085226062523

Spalk infus


Spalk infus adalah spalk yang dibuat dari kayu dilapisi busa dan kain polos atau kain bergambar. 


Fungsi spalk infus ini untuk penahan supaya posisi infusan tidak bergeser atau lepas.

Spalk Infus Dengan Perekat

Adalah bantalan infus yang dilengkapi dengan tali perekat sehingga lebih cepat pemasangan dan praktis untuk mengikatkan pada tangan


Spalk Tanpa Perekat


Adalah spalk atau bantalan infus tanpa ada perekat atau tali untuk mengikat pada tangan



Untuk pemesanan
Dapat datang langsung ke kantor PA DHANAR
Jl Kebon Agung Km 12 Bedingin Wetan 06/35 Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta


(0274) 4364212 , WA 085226062523